Pages

Selasa, 01 September 2015

ANALISIS KUALITATIF ZAT ORGANIK “PENENTUAN SIFAT FISIKA”

ANALISIS KUALITATIF ZAT ORGANIK
“PENENTUAN SIFAT FISIKA”

I Putu Pandu Setiawan
Jurusan Pendidikan Kimia
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia


Abstrak

Percobaan ini bertujuan untuk mengidetifikasi senyawa organik. Identifikasi senyawa organik dapat di lakukan dengan cara menguji sifat fisika dari senyawa tersebut. Sifat fisika tersebut meliputi titik leleh untuk sampel dalam wujud padatan, titik didih dan indeks bias untuk sampel dalam wujud cairan. Titik leleh adalah suhu dalam derajat Celcius pada saat suatu fase padat dan fase cair suatu padatan kristal ada dalam kesetimbangan dinamik. Oleh karena itu, tekanan uap fase padat dan fase cair dari suatu padatan kristal adalah sama pada saat titik leleh. Pengukuran titik leleh dapat dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut balok logam dan juga tabung Thiele. Titik didih adalah suhu suatu zat saat tekanan uap cairan sama dengan tekanan udara luar. Adanya zat pengotor dalam senyawa yang akan diuji sangat mempengaruhi besarnya titik didih senyawa yang akan diuji. Apabila terdapat zat pengotor dalam senyawa maka titik didih senyawa akan meningkat atau lebih besar dari yang sebenarnya. Selain zat pengotor, titik didih juga dipengaruhi oleh tekanan udara lingkungan. Sifat fisika lain adalah indeks bias yang dimiliki oleh senyawa organik dalam wujud cairan, dimana prinsip dari indeks bias adalah perbedaan perambatan gelombang pada media yang berbeda. Apabila suatu berkas cahaya melewati perbatasan permukaan dua jenis media, cahaya akan dibiaskan.
Kata-kata Kunci: Titik Leleh, Titik Didih, Indeks Bias
Abstract
This experiment aims at identifying organic compounds. Identification of organic compounds can be done by testing the physical properties of these compounds. The physical properties include the melting point of the sample in the form of solids, boiling point and refractive index for samples in liquid form. The melting point is the temperature in degrees Celsius at the time a solid phase and liquid phase of a crystalline solid is in dynamic equilibrium. Therefore, the vapor pressure of the solid phase and liquid phase of a crystalline solid is the same as when the melting point. Melting point measurement can be done using an instrument called a metal beams and tubes Thiele. The boiling point of a substance is the temperature when the vapor pressure of the liquid is equal to the outside air pressure. The presence of impurities in the compound to be tested strongly influences the boiling point of the compound to be tested. If there are impurities in the compound, the compound will increase the boiling point or larger than it actually is. Besides impurities, the boiling point is also influenced by the ambient air pressure. Other physical properties are owned by the refractive index of the organic compounds in liquid form, in which the principle of the refractive index is the difference of wave propagation in different media. If a light beam passing through the border of the two types of media surface, the light will be refracted.
Keywords         : Melting Point, Boiling Point, Refractive Index




Pendahuluan
Zat adalah sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang. Setiap zat memiliki sifat yang berbeda. Sifat yang dapat diamati secara langsung tanpa merubah susunan zat dinamakan sifat fisika. Penentuan sifat fisika didahului dengan mengamati warna, bau, wujud, kelarutan, dan sifat khusus lainnya, meliputi titik leleh dan bentuk kristal untuk zat padat, titik didih dan indeks bias untuk zat cair.
Titik leleh didefinisikan sebagai temperatur dimana zat padat berubah menjadi cairan pada tekanannya satu atmosfer. Pada umumnya titik leleh senyawa organik mudah diamati sebab temperatur saat pelelehan mulai terjadi hampir sama dengan temperatur dimana zat telah meleleh semuanya yang biasanya pada interval tidak lebih dari 1°C . Jika zat padat yang diamati tidak murni , maka akan terjadi penyimpangan dari titik leleh senyawa murninya. Penyimpangan itu berupa penurunan titik leleh dan perluasan range titik leleh.
Titik didih adalah suhu dimana tekanan uap diatas permukaan zat cair sama dengan tekanan udara luar. Penentuan titik didih zat cair secara makro biasanya dilakukan pada waktu memurnikan zat cair tersebut dengan menggunakan alat destilasi sederhana. Namun, dalam analisis biasanya zat yang tersedia sedikit, sehingga dilakukan pemeriksaan titik didihnya dengan cara mikro. Titik didih dipengaruhi oleh tekanan udara. Pada tekanan yang lebih besar maka titik didihnya juga lebih tinggi, dan begitu juga sebaliknya. Jadi ketika menganalisis titik didih suatu zat cair, tekanan udara disekitar tempat tersebut harus disesuaikan
Indeks bias adalah perbandingan sinus sudut datang dengan sinus sudut bias. Indeks bias tergantung pada jenis zat, suhu, massa jenis, dan panjang gelombang cahaya datang. Pada umumnya indeks-indeks bias diperoleh  dengan menggunakan garis spectra dituliskan sebagai indeks, misalnya n yang artinya pengukuran indeks bias dilakukan pada suhu 25oC dan menggunakan panjang gelombang garis D. Indeks bias dapat ditentukan dengan alat refraktometer.

METODE
Bahan & Alat
           
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu zat organik padat sebanyak 1 gram yang digunakan untuk penentuan titik leleh, zat organik cair sebanyak 1 mL yang digunakan untuk penentuan titik didih dan indeks bias, dan minyak goreng secukupnya yang digunakan sebagai penangas.
Sedangkan alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah pipa kapiler berukuran panjang 5 cm dan diameter 1,5 – 2,0 mm, pipa kapiler dengan berukuran panjang 90 – 100 mm dan diameter 1 mm, pipa kecil dengan berukuran panjang 10 cm dan diameter 5 mm, termometer, spatula, pipet tetes, kaca arloji, bunsen, Thiele, penjepit kayu, tabung reaksi kecil, refraktometer, kapas beralkohol/beraseton, statif dan klem, karet, penggaris, stopwach, dan korek api.

Cara Kerja
·         Penentuan Titik Leleh
Zat organik padat dihaluskan dengan spatula, setelah halus dimasukkan ke dalam pipa kapiler yang berukuran diameter 1,5 - 2,0 mm dan panjang 5 cm yang salah satu ujungnya sudah tertutup dengan cara ujung pipa kapiler yang terbuka ditekan ke dalam zat padat halus. Pipa kapiler tersebut kemudian diketuk-ketuk sehingga zat padat turun dan memadat. Zat padat dimasukkan sampai mencapai tinggi 0,5 cm. Bila menggunakan alat Thiele, pipa kapiler diikatkan pada termometer secara sejajar. Alat Thiele diisi dengan minyak goreng , kemudian dipanaskan dengan cepat pada posisi yang benar sampai mencapai temperatur 600C,  kemudian dipanaskan secara perlahan-lahan dengan kenaikan temperatur 1 – 20C tiap menit.Temperatur saat zat mulai meleleh dan temperatur saat semua zat tepat meleleh dicatat. Trayek suhu ini tidak boleh lebih dari 10C.

·         Penentuan Titik Didih
Sebanyak 0,25 – 0,5 mL zat organik cair dimasukkan ke dalam tabung reaksi kecil. Kemudian pipa kapiler yang berukuran panjang 90 – 100 mm dan diameter 1 mm yang sudah tertutup salah satu ujungnya dimasukkan ke dalam tabung reaksi kecil dengan ujung tertutup di sebelah atas. Setelah itu, tabung reaksi kecil diikatkan pada ujung termometer lalu dimasukkan ke dalam penangas minyak. Tabung Thiele dipanaskan dengan api kecil, sehingga semua cairan keluar dari dalam pipa kapiler dan cairan dalam tabung reaksi mendidih. Kemudian pembakar dipindahkan dan minyak dibiarkan dingin secara perlahan-lahan. Suhu pada saat naiknya cairan dalam pipa kapiler dicatat.

·         Penentuan Indeks Bias
Tempat zat cair pada alat refraktometer dibersihkan dengan aseton. Kemudian, zat cair yang akan diperiksa indeks biasnya dimasukkan pada tabung yang sesuai. Pencahayaan pada alat refraktometer diatur, knop pengatur besarnya indeks bias (knop kiri), knop pengaturan ketajaman indeks bias (knop kanan) sehingga terbentuk dua lapisan agak terang dan lapisan agak gelap dengan bagian yang sama serta memiliki ketajaman batasan. Besarnya indeks bias zat cair dicatat.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Penentuan Titik Leleh
Pada penentuan titik leleh, sampel yang digunakan adalah padatan D-glukosa (C6H12O6) dengan berat molekul 180,18. Padatan D-glukosa berbentuk serbuk dan berwarna putih. Dari hasil percobaan yang dilakukan, didapatkan bahwa D-glukosa mulai meleleh pada suhu 1470C dan meleleh seluruhnya pada suhu 1480C. Hal ini berarti titik leleh glukosa adalah 147oC. Pada hasil percobaan ini terjadi sedikit penyimpangan, karena secara teoritis titik leleh glukosa adalah 146oC. Penyimpangan ini terjadi disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain termometer yang belum dikalibrasi, padatan glukosa yang tidak murni dan glukosa yang masuk ke pipa kapiler belum dalam kondisi memadat seluruhnya.

Penentuan Titik Didih
Pada percobaan penentuan titik didih, sampel yang digunakan adalah etanol. Etanol berwujud cair dan tidak berwarna. Pada saat percobaan, sebanyak 0,5 mL etanol dimasukkan ke dalam tabung reaksi kecil kemudian diikatkan dengan termometer. Ke dalam tabung reaksi tersebut dimasukkan pipa kapiler yang sudah ditutup salah satu ujungnya, kemudian dimasukkan ke dalam alat Thiele. Pada saat percobaan berlangsung, diamati bahwa cairan yang ada pada pipa kapiler keluar dan etanol di dalam tabung reaksi mendidih. Kemudian setelah beberapa saat terdapat cairan yang naik di dalam pipa kapiler. Hal ini berarti titik didih cairan sudah tercapai. Dari hasil percobaan didapat bahwa titik didih etanol adalah 81oC. Hasil percobaan ini sedikit berbeda dengan teori. Secara teoritis titik didih etanol adalah 78,3oC. Perbedaan antara teori dengan hasil percobaan ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu peralatan thermometer yang belum dikalibrasi dan kurangnya kemurnian etanol.

Penentuan Indeks Bias
Zat cair yang digunakan sebagai sampel dalam uji penentuan indeks bias adalah etanol. Etanol merupakan senyawa organik yang mengandung gugus hidroksil. Pada percobaan penentuan indeks bias zat cair, pertama-tama tempat zat cair pada alat refraktometer dibersihkan dengan aseton. Penggunaan aseton bertujuan agar tempat zat cair pada refraktometer benar-benar bersih dari kotoran sehingga akan mempermudah melihat lapisan gelap terang. Dari hasil pengamatan diperoleh nilai indeks bias dari sampel etanol adalah 1,406. Hasil ini sedikit tidak sesuai dengan teori. Secara teori, indeks bias etanol adalah 1,36. Penyimpangan ini terjadi disebabkan oleh beberapa faktor yaitu, pencahayaan yang kurang baik dan kurangnya kemurnian etanol.

KESIMPULAN
Sifat fisika meliputi titik leleh untuk sampel dalam wujud padatan, titik didih dan indeks bias untuk sampel dalam wujud cairan. Titik leleh adalah suhu dalam derajat Celcius pada saat suatu fase padat dan fase cair suatu padatan kristal ada dalam kesetimbangan dinamik. Oleh karena itu, tekanan uap fase padat dan fase cair dari suatu padatan kristal adalah sama pada saat titik leleh. Pengukuran titik leleh dapat dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut balok logam dan juga tabung Thiele. Titik didih adalah suhu suatu zat saat tekanan uap cairan sama dengan tekanan udara luar. Sifat fisika lain adalah indeks bias yang dimiliki oleh senyawa organik dalam wujud cairan, dimana prinsip dari indeks bias adalah perbedaan perambatan gelombang pada media yang berbeda

UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. I Nyoman Tika, M.Si., selaku dosen pengampu, Drs. I Dewa Putu Subamia, M.Pd., selaku laboran Jurusan Pendidikan Kimia atas arahan dan bimbingan selama melakukan praktikum dan Ni Putu Candra Mahayani serta Ni Made Willy Larashati Anastasia selaku rekan satu kelompok atas dukungan dan bantuannya dalam praktikum maupun dalam penyelesaian artikel ini. 

DAFTAR PUSTAKA
Muderawan, I Wayan & dkk. 2012. Buku Ajar Kimia Organik II. Singaraja :Universitas Pendidikan Ganesha
Nurlita,Frieda dan I Wayan Suja.2004.Buku Ajar Praktikum Kimia Organik.Singaraja : IKIP Negeri Singaraja
Suja, I Wayan dan Frieda Nurlita.2000. Buku Ajar Kimia Organik I. Singaraja:STKIP Singaraja
Wade, L. G. 2013. Organic Chemistry 8th edition. Singapore:Pearson Education, Inc





0 komentar:

Posting Komentar