PROPOSAL PROGRAM HIBAH BINA DESA
DESA BINAAN BERBASISKAN EKONOMI KREATIF UNTUK MEWUJUDKAN
DESA SAMBANGAN MENJADI DESA WISATA ALAM DENGAN
PEMBERDAYAAN GENERASI MUDA
Diusulkan oleh:
I PUTU PANDU SETIAWAN
|
NIM 1313031028
|
TA/2013
|
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA
MARET
2016
A. JUDUL : DESA BINAAN BERBASISKAN EKONOMI KREATIF UNTUK MEWUJUDKAN DESA SAMBANGAN MENJADI DESA WISATA ALAM DENGAN PEMBERDAYAAN GENERASI
MUDA PUTUS SEKOLAH
B. LATAR BELAKANG MASALAH
Indonesia
adalah
negara
kepulauan yang
memiliki banyak
sekali kekayaan alam. Mulai dari hutan, laut, gunung, sampai danau. Hingga saat ini kekayaan alam yang dimiliki
oleh Indonesia telah banyak yang dikelola menjadi wisata alam. Kegiatan usaha pariwisata alam meliputi : (1) areal usaha; (2) jenis usaha; dan (3) pemberian izin usaha. Jenis usaha pariwisata alam meliputi
penyediaan jasa wisata alam dan penyediaan sarana wisata alam. Kondisi ini sangat menarik dikembangkan, agar
masyarakat dapat memanfaatan keasrian alam yang dimiliki untuk meningkatkan kesejahteraannya
Di Bali wisata
alam didominasi di
wilayah Bali
selatan, sedangkan
Bali
Utara
(Buleleng) seakan tersembunyi
oleh hiruk-pikuknya gemerincing dollar di
sektor pariwisata. Bali Utara khususnya, wilayah Desa Sambangan, di Kecamatan Sukasada Buleleng, memiliki panorama eksotik yang masih jarang dikenal
oleh turis manca negara. Oleh
karena itu, usaha
pembenahan baik promosi dan penyedian sumber daya manusia lokal perlu dipersiapkan
engan matang, untuk dapat menarik para wisatawan
Desa Sambangan salah satu desa yang berlokasi di Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng Propinsi Bali dengan luas wilayah
7,67
km2 berjarak kurang lebih 12 km dari pusat kota Singaraja (Profil Desa Sambangan, 2013). Dengan jumlah penduduk
tidak kurang dari
8675 orang., yang sebagian besar adalah petani., dan sebagian kecil adalah pegawai negeri dan swasta. Komposisi penduduk tercatat kurang lebih 3456 orang, engan
usia remaja
sebanyak 167 orang.
Kondisi fisik Desa Sambangan memiliki ketinggian 750 dpl, pertanian dan
perkebunan sangat cocok. Selain itu Desa Sambangan memiliki kawasan obyek wisata alam air terjun Aling-Aling, yang sangat indah, Pemda Buleleng, memutuskan air terjun aling- aling dijadikan sebagai obyek wisata alam, sehingga pertumbuhan restorant dan
villa mulai marak, seiring dengan jumlah
kunjungan
wisata manca negara yang terus meningkat. Namun tenaga kerja dan material untuk menunjang pariwisata itu didatangkan
dari luar desa
Sambangan.
Pemandu dari luar desa, bahan
untuk restoran, dan kerajinan
/cindera mata juga dari luar desa, walaupun gairah pariwisata terus menggeliat, namun aktraksi dan event seni
belum pernah ada untuk menujang pariwisata tersebut.
Gambar 1. Potensi Destinasi Wisata Alam Desa Sambangan (landscape dataran tinggi
Sambangan memberi panorama “nyegara gunung”, tatanan sawah hijau yang
indah, perbukitan, dan air terjun Aling-aling
Berdasarkan hasil observasi awal tim penyusun proposal PHBD, terungkap bahwa. di
desa Sambangan sangat potensial dikembangkan menjadi wisata alam, karena memiliki
berbagai
potensi
yang menunjang wisata alam, sehingga membutuhkan managemen professional, untuk dapat menghasilkan keuntungan ekonomi bagi masyarakanya. O leh karena itu Desa Sambangan ini memungkinkan berkembangnya : (1) para guide /pemandu wisata
semakin
dibutuhkan, (2)
Pertanian organik
khususnya sayur
mayur khas
untuk restoran Jepang. Restoran jenis ini sangat banyak di sekitar Desa Sambangan, karena wilayah ini sangat dekat dengan
obyek wisata Lovina,(3) obyek wisata yang dikunjungi turis perlu
ditata. Selain itu atraksi kesenian yang dimiliki desa belum direvitalisisi sebagai pertunjukan seni yang memikat para wisatawan. Potensi
ini
merupakan peluang yang besar untuk para tenaga kerja, namun para pemuda dan pemudi
belum memiliki keterampilan untuk
mendukung destinasi Desa sambangan sebagai Desa Wisata alam.
C. PERUMUSAN MASALAH
Dari uraian di atas dapat dirumuskan masalahnya sebagai berikut :
a) Bagaimana minat dan respon masyarakat untuk melakukan aksi penghijauan di obyek
wisata air terjun Aling-Aling?
b) Bagaimanakah kemampuan bahasa Inggris dasar untuk pariwisata bagi remaja putus
sekolah di Desa Sambangan setelah diberikan kursus
singkat dengan pola 32 jam?
c) Bagaimanakah keterampilan bercocok tanam sayur mayur organik untuk kebutuhan
restoran yang ada di lokasi Desa Sambangan dan sekitarnya?
d) Bagaimanakah kualitas cindera mata masyarakat berbasiskan biomasa dan limbah
pertanian yang jumlahnya banyak di Desa Sambangan?
e) Bagaimana respon generasi muda Desa Sambangan terhadap revitalisasi sanggar tari
/kesenian daerah untuk atraksi di obyek wisata?
D. TUJUAN
a) Mengetahui respon setelah kegiatan penghijauan obyek wisata air terjun aling-ling
dengan menggunakan tanaman yang rindang, seperti pohon ketapang, dan phon merak dengan bibit tan hasil perbanyakan sendiri
di kelompok Sekehe Teruna dan Teruni di Desa Sambangan.
b) Pelatihan Bahasa Inggris dasar untuk pariwisata bagi remaja putus
sekolah yang
masih nganggur.
c) Melatih dan melakukan pendampingan untuk menanaman sayuran untuk kebutuhan
restoran yang ada di lokasi desa Sambangan dan sekitarnya.
d)
Pengembangan cindera mata masyarakat berbasiskan biomasa dan limbah pertanian yang jumlahnya banyak di Desa Sambangan.
e) Pelatihan dan pembendukan Sanggar Tari/kesenian daerah untuk atraksi di obyek
wisata Sambangan
0 komentar:
Posting Komentar